Keberadaan suatu Desa pada umumnya asal usul atau riwayat yang panjang, Akibatnya sering asal-usul tersebut dianggap suatu cerita legenda saja. Terlepas dari itu anggapan tersebut mengenai keberadaan Desa Kedisan Menurut sumber informasi (Tetua /Pengelingsir/Penyarikan/Peduluan) Desa Kedisan. Bahwa Desa Kedisan berdiri sekitar tahun 808 Sebelum Masehi yang saat itu bertahta seoarang Raja yang berpusat di pinggir selatan danau Batur yang bernama I Langlang Tanda Patih dan dibantu oleh 2 juru perang yang tangguh yaitu I Guna dan I Gana . Begitu beliau menempati wilayah ini maka bersama juru perang dan pengiringnya merombak hutan yang ada di sekitar pinggiran selatan Danau Batur untuk memperluas daerah pemerintahannya (yang sekarang menjadi Desa Kedisan).
Diantara sekian banyak pohon yang ditebang ada pohon Cempaka Putih yang tidak ditebang dan dibiarkan begitu saja, karena Pohon itu mempunyai kelainan dimana batang, daun sampai pucuknya berwarna putih. Pohon cempaka ini selalu dihiasi dengan. Bunga-bunganya yang berwarna putih dengan lebat sekali. Diatas pohon ini bertengger seekor Burung Manuk Ulun yang oleh Raja di beri nama Desa Manuk Tunggal .
Pemerintahan Raja I Langlamg Tanda Patih Semakin hari semakin lebar dan mendirikan beberapa pura persembahyangan. Kemudian pada tahun 1117 Masehi memerintahlah seorang Raja Kediri dengan Bala Tentaranya, karena ada pergantian pemerintahan maka I Sri Budi dari Buahan dan I Sri Budi Sara dari Abang minta agar pemerintahan itu tidak berpusat di Desa Manuk Tunggal. Permintaan itu dikabulkan oleh Sri Jayaraya maka mulai saat itu Pusat Pemerintahan Manuk Tunggal di ganti menjadi Desa Kedisan.